BATAM — Berdasarkan realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) sepanjang tahun 2023, terdapat 6 (enam) sektor industri di Batam yang mengalami pertumbuhan signifikan.
- Industri perumahan, kawasan industri, dan perkantoran: Nilai investasi mencapai Rp 607,997 miliar atau tumbuh 38 persen dari tahun sebelumnya.
- Industri karet dan plastik: Pertumbuhan mencapai 175 persen dengan nilai realisasi Rp 554,46 miliar sepanjang tahun 2023.
- Industri transportasi, gudang, dan telekomunikasi: Mencatat nilai investasi sebesar Rp 414,81 juta, dengan pertumbuhan 241,1 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
- Industri perdagangan dan reparasi: Meningkat secara signifikan.
- Industri konstruksi: Mengalami peningkatan yang cukup signifikan.
- Jasa lainnya: Juga mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan.
“Ini patut kita syukuri. Artinya, produksi masih berjalan baik dan memberikan pengaruh positif bagi ekonomi masyarakat Batam,” kata Kepala BP Batam, Muhammad Rudi, kemarin
Rudi juga berkomitmen untuk mempercepat pembangunan infrastruktur penting guna mendukung pertumbuhan investasi di Batam. Ini bertujuan agar para investor terus mempercayakan Batam sebagai destinasi unggulan investasi di Indonesia.
“Pembangunan jalan, bandara, pelabuhan serta beberapa infrastruktur lainnya adalah untuk kemajuan ekonomi Batam. Sehingga, dunia internasional terus melirik kemajuan kota tercinta ini dan menginvestasikan modalnya di sini,” tambah Rudi.
Di samping itu, Rudi mengajak semua pihak untuk berkontribusi terhadap perkembangan Batam ke depan. Terletaknya Batam yang strategis memberikan keuntungan tersendiri terhadap pertumbuhan investasi di masa depan.
“Mari kita jaga kota ini agar tetap kondusif. Jangan sampai investor kehilangan kepercayaannya untuk terus berinvestasi di Batam,” tutup Rudi.
Berikut adalah 10 sektor yang realisasi investasinya mendominasi Penanaman Modal Asing (PMA) di Batam sepanjang tahun 2023:
- Industri Mesin, Elektronik, Instrumen Kedokteran, Peralatan Listrik, Presisi, Optik, dan Jam: Nilai investasi USD 233,75 juta atau Rp 3,46 triliun dari 195 proyek.
- Industri Makanan: Nilai investasi USD 93,14 juta atau Rp 1,37 triliun dari 80 proyek.
- Sektor Perumahan, Kawasan Industri, dan Perkantoran: Nilai investasi USD 41,08 juta atau Rp 607 miliar dari 52 proyek.
- Industri Karet dan Plastik: Nilai investasi USD 37,46 juta atau Rp 554,46 miliar dari 74 proyek.
- Jasa Lainnya: Nilai investasi USD 35,19 juta atau Rp 520,93 miliar dari 182 proyek.
- Sektor Transportasi, Gudang, dan Telekomunikasi: Nilai investasi USD 28,028 juta atau Rp 414,81 miliar dari 83 proyek.
- Sektor Perdagangan dan Reparasi: Nilai investasi USD 27,66 juta atau Rp 409,43 miliar dari 282 proyek.
- Industri Logam Dasar, Barang Logam, Bukan Mesin, dan Peralatan: Nilai investasi USD 21,68 juta atau Rp 320,89 miliar dari 117 proyek.
- Sektor Konstruksi: Nilai investasi USD 21,34 juta atau Rp 315,85 miliar dari 34 proyek.
- Industri Kendaraan Bermotor dan Alat Transportasi Lain: Nilai investasi USD 13,4 juta atau Rp 199,37 miliar dari 73 proyek. ***
(Red)
