BATAM

Gara-Gara Jadi Narsum, Dicari dan Diintimidasi atau juga Diintervensi, Purba: Jangan Takut Bela Kebenaran!!!

×

Gara-Gara Jadi Narsum, Dicari dan Diintimidasi atau juga Diintervensi, Purba: Jangan Takut Bela Kebenaran!!!

Sebarkan artikel ini
Ketua Umum P4WB, Akhiruddin Syah Purba. (Foto : Ist)

TANJUNG PINANG — Kemampuan Pers untuk memberikan Informasi yang akurat dan handal kepada publik, bisa saja terhalang gara-gara tidak adanya Narasumber (Narsum). 

Terutama Narsum yang berasal dari rakyat biasa. Perasaan takut dicari, takut diintimidasi, takut diintervensi oleh pihak tertentu, menjadi alasan utama bagi mereka untuk tidak bersedia menjadi Narsum. 

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

Ketua Umum Pelopor Pergerakan Pewarta Publik Wajah Bangsa (Ketua Umum P4WB), Akhiruddin Syah Purba, mengatakan, hal ini sangat berbahaya bagi kebebasan Pers. Berbahaya bagi keberlangsungan Media dalam usaha untuk bisa memberikan informasi penting yang sebenarnya kepada publik.

Intimidasi dan intervensi dari pihak manapun terhadap Narsum, membuat si Narsum menjadi gamang dan takut dalam membeberkan pernyataan kritis terhadap isu sosial politik.

“Disinilah, kebebasan Pers menjadi terganggu. Kebebasan Pers menjadi terhalang. Kebebasan Pers menjadi buram adanya,” kata Akhiruddin Syah Purba, Rabu, 4 Oktober 2023.

Padahal, lanjutnya, pernyataan Narsum yang sudah dikemas dalam sebuah berita, dikategorikan sebagai karya jurnalistik, karena sudah diolah dengan prosedur jurnalistik di Perusahaan Media. 

Ketua Umum P4WB ini menyarankan kepada masyarakat umum, siapapun itu orangnya, untuk tidak takut menjadi Narsum. Karena Narsum juga dilindungi oleh Undang-Undang atau UU.

“Jangan takut menjadi Narsum. Jangan takut memberikan informasi kepada Wartawan, selagi informasi itu benar adanya. Jangan takut membeberkan pernyataan. Jangan takut membela kebenaran!!!,” tegas Akhiruddin Syah Purba.

Menurut Akhiruddin, tidak hanya Wartawan saja, Narsum juga dilindungi UU Pers. Sekali lagi, masyarakat jangan takut. RT pun tidak boleh takut. 

“Misalnya, ada suatu kejadian di lingkungannya, datanglah wartawan, malah lari, sehingga wartawan bingung mencarinya untuk konfirmasi. Jangan ya. Kalau ada wartawan justru harus disambut dengan baik. Mereka kan datang untuk konfirmasi. Untuk menjalankan tugasnya. Bukan untuk menakut-nakuti kita masyarakat ataupun tokoh masyarakat,” pungkas Akhiruddin Syah Purba.

Perlu diketahui sebelumnya bahwa, kriminalisasi Narsum masih banyak terjadi. Dimana kriminalisasi tersebut bisa saja menimbulkan masalah baru antar Narsum dengan Media. *** 

(Nda)

banner 200x200
Follow