BINTAN

Harga Gula di Bintan Diprediksi Naik 50 Persen

×

Harga Gula di Bintan Diprediksi Naik 50 Persen

Share this article

BINTAN (SK) — Harga kebutuhan bahan pokok seperti beras dan gula, untuk wilayah perbatasan Indonesia seperti di Provinsi Kepri terutama di Kabupaten Bintan terus mengalami kenaikan harga yang tidak terkontrol lagi saat ini.

Salah satu penyebabnya yakni karena adanya larangan impor barang dari negara tetangga yang masuk ke Indonesia termasuk ke Bintan. Kebijakan tersebut, tentunya membuat stok gula dibeberapa distributor di Bintan mulai menipis bahkan sudah ada yang habis.

Geser Untuk Lanjutkan Baca Berita
Geser Untuk Lanjutkan Baca Berita

Menurut Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Bintan, Edi Pribadi melalui Penyidik Perdagangan, Setia Kurniawan, pasokan gula impor yang selama ini masuk ke Bintan sudah tidak berjalan lagi sejak sebulan terakhir.

Sehingga, stok ditingkat distributor sudah tidak ada lagi gula impor yang masuk ke Bintan. Akibatnya, harga gula untuk wilayah Bintan saat ini relatif mengalami kenaikan harga. Meskipun kenaikan harga tidak terjadi secara signifikan. Namun demikian, dikhawatirkan bila keadaan ini dibiarkan berlarut, bukan tidak mungkin dalam waktu dekat harga gula untuk wilayah Bintan akan naik sebesar 50 persen.

“Kalau kita datangkan gula lokal seperti dari Jakarta, saat ini di Jakarta saja harga gula sudah mencapai Rp 10 ribu perkilonya, bila ditambah biaya transportasi sampai ke Bintan bisa mencapai Rp 12 ribuan perkilonya. Kalau pakai gula impor, harganya hanya mencapai Rp 7 hingga 9 ribu setiap kilonya,” tutur Setia, Minggu (29/03/2015).

Menurut pria yang akrab disapa Iwan ini, dalam undang-undang perdagangan pasal 55, dijelaskan bahwa, impor barang sebenarnya diperbolehkan apalagi menyangkut kebutuhan pokok untuk daerah perbatasan.

“Sebenarnya diperbolehkan, dengan catatan adanya hubungan bilateral antara kita (Indonesia) dengan negara tetangga. Karena ini menyangkut kebutuhan pokok, bila pasokan dalam negeri tidak memungkinan, kita boleh melakukan impor,” jelas Iwan.

Untuk kebutuhan gula di Bintan sendiri setiap bulannya mencapai 200 hingga 210 ton, Iwan mengaku, akan berkoordinasi kepada pihak Disperindag Kepri untuk membahas dan bisa diteruskan kepada Pemerintah pusat melalui Gubernur Kepri.

Naiknya harga gula di Bintan sendiri, memang dirasakan masyarakat terus terjadi setiap saat. Berdasarkan keterangan salah seorang warga Kecamatan Toapaya, Kus menyatakan, naiknya harga gula dikalangan pedagang saat ini memang sulit diprediksi.

“Kemarin saya beli masih Rp 7.700 perkilonya, dua hari lalu saya beli sudah Rp 8.400,” sebut Kus.

Ia berharap, kepada pemerintah agar bisa mencarikan solusi terkait kenaikan harga gula yang terus saja terjadi saat ini. Sehingga, masyarakat khususnya di Bintan, terlalu terbebani dengan naiknya harga kebutuhan pokok serta harga Bahan Bakar Minyak (BBM).

“Kita sebagai masyarakat ya bisanya hanya mengeluh saja, semoga aja pemerintah kita bisa carikan solusinya, agar masyarakat tidak begitu sengsara dengan keadaan ini,” tuturnya. (SK-DER)