LINGGA — Investasi raksasa PT Tianshan Alumina Indonesia (PT TAI) di Kabupaten Lingga kembali jadi sorotan. Lambannya realisasi proyek strategis tersebut membuat masyarakat gerah. Mereka mendesak agar Presiden Prabowo Subianto turun tangan langsung membuka jalan, karena tarik ulur birokrasi dianggap hanya mengulur waktu tanpa kepastian.
Pekan lalu, Direktur Tianshan bersama jajaran perusahaan sudah bertemu dengan Bupati Lingga, Muhammad Nizar, Wakil Bupati Novrizal, Ketua DPRD Maya Sari, hingga kepala OPD di Gedung Daerah Lingga.
Pertemuan yang digelar resmi dan penuh simbol kekompakan itu seolah jadi bukti keseriusan. Namun, bagi rakyat, foto pejabat bersalaman belum cukup menjawab kapan investasi benar-benar berjalan.
“Jangan sampai rakyat berteriak lebih dulu! Kami minta Presiden mengetuk pintu kementerian agar kerjasama ini cepat diselesaikan. Rakyat sudah lama menunggu, lapangan kerja makin sempit, dan investasi ini satu-satunya harapan,” tegas seorang tokoh masyarakat dalam dialog terbuka, Rabu (17/9/2025).
Ormas dan LSM di Lingga pun menilai, jika pemerintah pusat terus bertele-tele, dampaknya jelas. Rakyat akan semakin terjebak pengangguran.
“Kalau pusat lamban, jangan salahkan masyarakat bila akhirnya menuntut dengan cara yang lebih keras,” ucap salah satu aktivis.
Investasi Tianshan sejak awal digadang-gadang akan membuka puluhan ribu lapangan kerja. Namun janji itu kini dianggap lebih mirip slogan iklan paket data: banyak kuota di brosur, tapi cepat habis di jalan.
Sampai sekarang, masalah utama masih di tarik ulur lahan militer antara Kementerian Pertahanan dengan pihak perusahaan. Akibatnya, proyek yang digadang sebagai mesin utama ekonomi Lingga itu terus tersendat.
Masyarakat menegaskan, Presiden Prabowo harus turun tangan agar investasi segera berjalan.
“Birokrasi jangan sibuk dengan kertas dan stempel, sementara rakyat sudah lama kehilangan sabar,” kata warga Lingga lainnya.
Jika janji ini kembali gagal ditepati, warga siap memberi makna baru pada TAI.
“Bagi kami, TAI bukan lagi Tianshan Alumina Indonesia, tapi Tunggu Aja Investasi,” sindir warga dengan nada kecewa. ***