KEPRITANJUNG PINANG

Ini Tujuan Sebenarnya “LOMBA PERAHU NAGA”

×

Ini Tujuan Sebenarnya “LOMBA PERAHU NAGA”

Share this article

– Yang Menjadi Tradisi Warga Tionghua.

TANJUNGPINANG (SK) — Lomba Perahu Naga (Dragon Boat) sebenarnya bertujuan untuk sembahyang keselamatan laut, yang sudah menjadi tradisi turun temurun warga Tionghua dari zaman dahulu. Hal ini disampaikan Anggota DPRD Kota Tanjungpinang Fengky Fesinto, SH. MH, ketika membuka Lomba Perahu Naga di Perairan Pelantar dua Vihara Bahtera Sasana Tanjungpinang, yang ditandai dengan pemotongan pita di Gerbang Start Perlombaan, Kamis, (09/06/2016).

Geser Untuk Lanjutkan Baca Berita
Geser Untuk Lanjutkan Baca Berita

“Pada setiap tahunnya, Warga Tionghua pasti menggelar ritual ini. Biasanya digelar setiap tanggal lima bulan lima, menurut perhitungan kalender Tiongkok,” kata Fengky.

BACA JUGA :  Warga Heboh, Ditemukan Mayat Sudah Mengering

Ritual ini, dijelaskan Fengky sudah menjadi budaya warga tionghua, dan hampir 100 tahun lebih dilakukan ritual seperti ini di Kota Tanjungpinang.

“Sebelumnya ritual ini, dilakukan di daerah Senggarang dan kemudian dilanjutkan di Perairan Pelantar Dua, bertujuan untuk menghindari malapetaka di laut,” jelasnya.

Karena pada zaman dahulu, lanjut Fengky, masyarakat kita banyak menjadi nelayan, baik itu menangkap ikan dan sebagainya aktifitas banyak dilaut. Karena itu kita perlu merayakan hal ini untuk meminta keselamatan di laut,” ucapnya.

BACA JUGA :  Panglima TNI Lepas Satgas MTF TNI Konga Unifil Lebanon

Sementara itu, Ketua Yayasan Asan, dalam perlombaan perahu naga ini, mengatakan peserta yang mengikuti perlombaan adalah antar daerah dan wilayah di setiap satu kota.

“Peserta yang saat ini berlomba, ialah Pelantar 2, Pelantar 3, Pelantar Datok, dan Pelantar Sei Ladi. Dengan perahu yang dihiasi mirip dengan gambar naga,” katanya.

BACA JUGA :  Syahrul : KUA Tidak Bekerja Maksimal

Sebelum perlombaan perahu naga ini dimulai, Sambung Asan, biasanya diawali dengan berbagai macam ritual. Mulai dari memakan bakcang, membakar kertas dan menabur beras putih, serta beras kuning, sembahyang di sekitar laut arena pacuan.

”Setelah makan bakcang, biasanya mandi ramai-ramai di laut. Dan dilanjutkan ritual membakar kertas sembahyang dan menabur beras kuning dan beras putih ke laut sebagai simbol keselamatan,” ujar Asan. (SK-RA)

Lomba Perahu Naga di Perairan Pelantar Dua Tanjungpinang.