LINGGA — Gelombang desakan agar investasi raksasa PT Tianshan Alumina Indonesia (PT TAI) segera terealisasi semakin menguat di Kabupaten Lingga. Masyarakat menilai, pertemuan resmi antara jajaran Pemkab Lingga dengan Direktur Tianshan pekan lalu di Gedung Daerah hanyalah simbol seremonial belaka, sementara harapan rakyat masih digantung di udara.
Pertemuan itu dihadiri Bupati Lingga, Muhammad Nizar, Wakil Bupati Novrizal, Ketua DPRD Lingga Maya Sari, Ketua TP PKK, hingga jajaran kepala OPD. Semua terlihat kompak di meja perundingan. Namun di luar ruangan, masyarakat menunggu bukan foto pejabat bersalaman, melainkan pekerjaan nyata yang bisa segera membuka lapangan kerja.
“Jangan sampai rakyat berteriak lebih dulu! Kami minta Presiden mengetuk pintu kementerian agar kerjasama ini cepat diselesaikan. Rakyat sudah lama menunggu, lapangan kerja makin sempit, dan investasi ini satu-satunya harapan,” tegas seorang tokoh masyarakat dalam dialog terbuka, Selasa (9/9/2025).
Tak hanya tokoh masyarakat, ormas dan LSM setempat juga menyuarakan keresahan. Mereka menilai, lambannya realisasi investasi Tianshan sama saja membiarkan rakyat terjebak dalam pengangguran.
Jika pusat terus bertele-tele, mereka mengingatkan, jangan salahkan rakyat bila menuntut dengan cara yang lebih keras.
Bupati, wakil bupati, hingga ketua DPRD hadir dalam dialog, tetapi publik tampaknya lebih fokus pada satu pertanyaan: kapan Tianshan benar-benar jalan?
Janji puluhan ribu lapangan kerja yang digaungkan sebelumnya justru dianggap semakin mirip iklan paket data: banyak kuota di brosur, tapi cepat habis di tengah jalan.
Investasi Tianshan sejatinya digadang-gadang sebagai mesin utama ekonomi Lingga. Namun hingga kini, tarik ulur lahan militer antara Kementerian Pertahanan dengan pihak perusahaan masih menjadi penghalang.
Jika kondisi ini terus dibiarkan, mimpi besar investasi hanya akan menjadi monumen wacana: indah dalam pidato, kosong di lapangan.
Karena itu, masyarakat Lingga secara tegas meminta Presiden Prabowo Subianto turun tangan langsung mengetuk meja kementerian.
“Birokrasi jangan terus sibuk dengan kertas dan stempel. Sementara rakyat sudah lama kehabisan sabar,” ungkap salah satu perwakilan masyarakat.
Dan bila janji ini lagi-lagi gagal ditepati, rakyat siap melabeli ulang singkatan TAI.
“TAI bukan lagi Tianshan Alumina Indonesia, tapi Tunggu Aja Investasi,” sindir warga. ***