BATAM (SK) — Siapa yang tidak kenal Morning Bakery ? Kedai kopi berkelas, yang punya banyak cabang dimana-mana saja, dengan Omzet harian diperkirakan bisa mencapai ratusan juta, bahkan mungkin saja lebih, telah menjadi kedai kopi yang mengena di hati masyarakat. Sungguh bisnis makan minum yang luar biasa bagi pemiliknya. Pintar dan hebat.
Andai saja pun, mahal makan dan minumnya, kalau nama sudah di dapat, tetap saja masyarakat akan ramai datang menghampiri. Andai saja pun makan dan minumnya terasa biasa-biasa saja, kalau nama sudah di kenal, tetap saja tempat ini, akan menjadi tempat tongkrongan berbagai kalangan masyarakat pecinta kopi dan berbagai aneka roti.
Dari mulai jam buka di pagi hari, hingga jam tutup di malam hari, yang namanya Morning Bakery ini, tidak pernah sepi pengunjung. Entah apanya yang menarik, tidak sedikit pengunjung kadang melemparkan seloroh saling tanda tanya. Memang hebat si pemilik Morning Bakery ini. Sungguh bisnis yang membuat si pemiliknya cepat kaya raya.
Namun demikian, sehebat apapun si pemilik pandai berbisnis kopi, asal jangan kopi sianida saja, kalau tidak dibarengi dengan SDM yang tidak ber PSK memadai (Pengetahuan, Sikap, Ketrampilan), terutama untuk para pelayannya, bisa-bisa bangkrut, karena tidak profesonal dalam melayani para pelanggannya. Anggap enteng permasalahan misalnya.
Dari pemilik, Manager, Supervisor, Security, Karyawan, Semuanya mesti profesional dalam menjaga kepuasan pelanggan. Terutama para Pelayannya, sungguh harus bekerja penuh sopan santun. Wajib melayani sebaik mungkin tanpa pandang bulu, siapapun pelanggannya. Jangan memandang rendah siapapun pengunjung yang datang menghampirinya.
Dan hal ini sangat perlu di ingat oleh si pemilik dan Tim Pekerja kedai kopi Morning Bakery semuanya, terutama bagi Tim pekerja Kedai Kopi Morning Bakery Greendland Batam Centre, Provinsi Kepri, yang telah bekerja sangat tidak profesional dan mengecewakan, yang berujung pada ngamuknya pelanggan, pada Hari Kamis, (11/02/2016).
“Lihatlah si kawan kita dari Pengurus Pemuda Pancasila, dihidangkan nasi goreng, tapi sendok dan garpunya tidak dikasihkannya, hingga menunggu lama sekali, dah mau satu tahun. Mungkin mau di suapin kali. Wkwkwkwkwkwkwkwk,” ungkap salah satu Pengurus PP lainnya yang langsung disambut ketawa ngakak para rombongan lainnya.
“Saya tidak pesan mie goreng, tiba-tiba di kasih mie goreng. Ya sudah dari pada lama sekali tunggu pesanan lainnya. Bertahun tunggu pesanan pun tak datang-datang. Jangan-jangan, ini pesanan orang lain punya, tapi mau bagaimana lagi. Sudah di sodorkan kemari. Ya sudahlah . Sudah rezeki saya kali,” jelas Pengurus LSM Batam, Frans Simbolon.
“Saya pesan teh satu, di kasih pula kopi dan teh tarik. Ya sudah lah saya minum saja dua-duanya. Dari pada tunggu makanan bertahun pula lamanya nanti. Mungkin rezeki saya juga kali dua gelas sekaligus minum. Dan entah kenapa, pesan Aqua dibilangnya pula tidak ada,” beber Nur, dengan muka kesal atas ketidakprofesionalan para pelayan.
“Yang lucu lagi, si Ibu kita Kartini ini, Pesan nasi goreng Sea Food, sudah sepuluh kali di pesan, di bilang dan di ingatkan, sampai kita semua makan minum sudah selesai, sudah sepuluh tahun lamanya di tunggu, tidak datang juga si Nasi goreng Sea Foodnya. Mungkin beli cuminya di Suriah sana. Ha ha ha ha,” kata Boa Orgent dan Pak Kumis.
“Eeeeeeeeh, sudah kita bubar saja, pindah tempat lain. Tiba-tiba saja, saya jadi tidak enak pikiran dan takut. Jangan-jangan nasi pesanan saya nanti dikasih racun. Mana tahu para pelayan tadi dendam, karena saya marah barusan. Dendam orang siapa tahu, jadi kopi sianida pula kopi kita nanti. Habis kesal saya, makanya saya marah. Tersinggung. Saya bener-bener tersinggung sekali, macam saya datang tidak bawa duit saja. Pesan nasi goreng sampai dah sepuluh tahun, tidak dilayan. Jangan kesini lagi kita, mana tahu ditandainya muka kita nanti, di kasih pula racun kopi-kopi kita. Wah gawat. Dendam di hati orang, siapa tahu,” jelas si Nyonya LSM kecewa berat, sambil beranjak dari tempat duduknya, yang diikuti rombongan ramai-ramai turun. (SK-Nda)