Sijori Kepri, Lingga — Warga mengeluh, hingga saat ini Kabupaten Lingga belum konversikan Minyak Tanah ke Gas LPG. Sebagai Pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), terutama kalangan Ibu Rumah Tangga (IRT) di Kabupaten Lingga berharap, Pemerintah Kabupaten Lingga segera memasukkan Gas LPG ukuran 3 Kg di wilayah setempat, guna mendukung usahanya.
Diketahui saat ini, pengguna Gas LPG di Kabupaten Lingga sudah meluas, terutama bagi para pelaku industri skala kecil. Ironisnya sampai hari ini Gas LPG 3 Kg bersubsidi belum sama sekali di distribusikan di Kabupaten Lingga.
Hal tersebut membuat pedagang terpaksa menggunakan gas non subsidi ukuran 12 Kg, yang harganya memberatkan bagi pelaku usaha kecil menengah.
“Kami, menggunakan Gas non subsidi untuk kebutuhan berjualan di Dabo Singkep Kabupaten Lingga. Untuk satu bulan ia bisa menghabiskan lima tabung gas yang 12 Kg, dengan harga beli Rp 180.000/tabung,” ujar Oki, salah satu Pegadang Kue Tiaw, Jumat, (22/01/2021).
Diakuinya, kurun waktu sebulan menghabis 5 (lima) tabung gas. Dia berharap pemerintah bisa mendistribusikan gas bersubsidi di wilayahnya, untuk mendukung pelaku UMKM dan lainnya.
Hal senada juga disampaikan Arci, Pedagang Bakso dan Mie Ayam di Dabo Singkep. Ia mengakui dalam satu bulan bisa menghabis 4 (empat) sampai 5 (lima) tabung gas untuk kebutuhan jualan dan rumah tangga. Ia pun berharap ada jual Gas bersubsidi di Dabo Singkep.
“Saya mau tidak mau harus beli gas tidak ada subsidinya bang. Kalau seandainya ada gas bersubsidi, maka akan sedikit membantu,” sebutnya, saat ditemui di tempat jualannya.
Sementara itu, Dinas Perdagangan dan Perindustrian, Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah Kabupaten Lingga, melalui Kepala Bidang Perdagangan Lingga, Razwin Abdullah, mengatakan, ia mengakui saat ini pihaknya belum mengkonversi Minyak Tanah ke Gas bersubsidi
“Kita lagi mempertimbangkan untuk mengkonversi Minyak Tanah ke Gas bersubsidi. Di satu sisi, kalau kita konversi ke gas, harga minyak tanah akan melambung tinggi. Dan itu malah akan merugikan masyarakat kita juga,” ujarnya, saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu, (20/01/2020).
Ditambahkannya, untuk agen-agen toko yang menjual eceran Gas 12 Kg non subsidi secara bebas, ia mengakui tidak tahu sama sekali
“Toko yang menjual eceran Gas 12 Kg non subsidi tersebut kita tidak tahu, mungkin mereka (agen toko) bawa dari luar daerah pakai kapal kargo,” tutupnya. (Wak Rid)