KEPRITANJUNG PINANG

Eka Fachlevi : Hilangnya Semangat Sumpah Pemuda Karena “BANYAK RACUN di KEPALA PEMUDA”

×

Eka Fachlevi : Hilangnya Semangat Sumpah Pemuda Karena “BANYAK RACUN di KEPALA PEMUDA”

Sebarkan artikel ini
Eka Fachlevi, Aktivis Kepemudaan dan Pengurus Karang Taruna Kepri. (Foto : Facebook)

TANJUNGPINANG (SK) — Pemuda memiliki sejarah yang unik sebagai salah satu aktor perubahan dalam perjalanan Bangsa dan Negara Indonesia. Namun ada keperihatinan khusus yang mesti dikaji ditengah banyaknya permasalahan Bangsa dan Negara saat ini. Masihkan pemuda menjadi aktor ?.

Merespon hal ini, Mimbar publik “Sejenak Untuk Indonesia” Tanjungpinang turut ambil adil dengan mengangkat tema diskusi “Matinya Roh Semangat Sumpah Pemuda”. Kegiatan itu dilaksanakan di angkringan 86 KM 8 Tanjungpinang, Jumat, (28/10/2016), malam.

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

Acara menghadirkan beberapa pembicara, seperti William Hendri (KNPI Tanjungpinang, dan pengurus Pemuda Pancasila Tanjungpinang), M Rona Andaka S (Ketua Karang Taruna Tanjungpinang), Gilang Ichsan Pratama (Aktivis Pemuda Panca Marga Tanjungpinang), dan Eka Fachlevi (Aktivis Kepemudaan Pengurus Karang Taruna Kepri).

Pembicara dari KNPI dan Pengurus Pemuda Pancasila Tanjungpinang, William Hendri, mengatakan, matinya semangat roh sumpah pemuda dikarenakan hilangnya semangat beridiologi.

“Pancasila sebagai idiologi kita, mestinya kita harus konsisten dalam menjalankannya, dan perlu diakui bahwa Pancasila memang masih relevan sampai dengan saat ini. Hilangnya semangat idiologi karena banyaknya interfensi-interfensi dari asing, kita dimatikan dengan sejarah bangsa kita dan ditambah lagi kita malas membaca sejarah, 2/3 lembar sudah ngantuk,” kata William.

Menurutnya, salah satu upaya yang mungkin layak untuk dibangun adalah mosi integral untuk pemuda.

Sedangkan menurut Eka Fachlevi, Aktivis Kepemudaan Pengurus Karang Taruna Kepri, menyatakan, hilangnya semangat Sumpah Pemuda karena banyaknya “Racun” yang ada di kepala pemuda saat ini.

“Pemuda sangat mudah dibenturkan oleh kepentingan sesaat, hingga timbul perpecahan,” ujar Eka.

Bila membaca lembaran sejarah, sumpah pemuda merupakan semangat dalam mempersatukan yang dilahirkan oleh pemuda-pemuda kala itu, hal ini tentu berbanding terbalik dengan hari ini.

“Kita tidak mendengarkan, nggak melihat pesan-pesan yang disampaikan orang-orang dulu,” ungkapnya.

Sebelumnya diberitakan, bahwa kegiatan Mimbar Publik, akan terus dilakukan dalam menyikapi permasalahan ditengah-tengah masyarakat, khususnya Provinsi Kepulauan Riau.

“Minggu depan kita akan membahasa tema pesisir yang tersisir,” ujar Koordinator kegiatan, Arifin.

Pada kesempatan itu, ia juga mengucapkan terimakasih kepada semua sponsor, angkringan 86, media-media online dan dukungan dari aktivis yang hadir dalam mensukseskan acara ini.

“Saya berharapan pemuda-pemuda, khususnya teman-teman aktivis bisa hadir untuk memberikan gagasan-gagasan kritisnya diacara berikutnya,” harap Arifin.

Acara kali ini dihadiri oleh Presiden BEM Stisipol Raja Haji, Gubernur BEM FE-UMRAH, Wabup HMJ Manajemen FE-UMRAH, Ketua HMK-NATUNA, FAM Indonesia, Laskar Merah Putih dan beberapa pemuda dan aktivis mahasiswa lainnya. (SK-RM)

Mimbar Publik Sejenak Untuk Indonesia

banner 200x200
Follow