KEPRIPENDIDIKANTANJUNG PINANG

JIM Kepri Demo Terkait Bobroknya Pendidikan di Kepri

×

JIM Kepri Demo Terkait Bobroknya Pendidikan di Kepri

Share this article

TANJUNGPINANG (SK) — Jaringan Informasi Mahasiswa (JIM) Provinsi Kepri melakukan aksi Demontrasi di Jalan Bundaran Pamedan Ahmad Yani, Tanjungpinang, siang tadi, Senin (4/5/2015). Puluhan mahasiswa turun ke jalan melakukan aksi demo terkait memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas). Mereka (mahasiswa-Red) menganggap, bahwa kurangnya pendidikan di Kepri dan dianggap bobrok. Begitu juga dengan para guru yang dianggap tidak konsikuwen dalam mengajar, yang sesuai dengan porsi yang diajarkan para guru kepada muridnya.

Koordinator Lapangan (Korlap) JIM, Syarul menjelaskan, kami melakukan aksi demo ini agar pemerintah melihat anak-anak yang butuh pendidikan dan kita juga bisa melihat di lampu merah, masih banyak anak-anak yang berjualan Koran yang tidak pengecap pendidikan atau sekolah.

Geser Untuk Lanjutkan Baca Berita
Geser Untuk Lanjutkan Baca Berita

“Kami menganggap pendidikan di Kepri sangat bobrok, sehingga masih banyak anak-anak yang kurang pendidikan dan tidak bisa berada dibangku sekolah. Terkait Hardiknas ini, tuntutan kami agar pemerintah peduli kepada anak-anak yang putus sekolah,” jelas Syarul.

BACA JUGA :  Malaysia Dominasi Lomba Kayak Putra

Demikian juga guru, kata Syahrul, banyak guru yang mengajar tapi tidak sesuai dengan apa yang diajarkan.

“Kadang ada guru yang ahli di bidang mata pelajaran lain, tapi juga mengajar dipelajaran yang lain, maksudnya tidak mengajar sesuai porsinya guru,” jelasnya lagi.

BACA JUGA :  Banjir dan Tanah Longsor Landa Kota Tanjung Pinang

Dilihat dari kondisi pendidikan di Provinsi Kepri, tambah Syahrul, sampai saat ini masih sangat memprihatinkan. Dimana penerimaan calon tenaga pengajar tidak mengedepankan profesionalisme, sehingga yang tersaring adalah tenaga pengajar yang tidak berkompeten.

“Masalah penerimaan guru adalah tuntutan kami. Banyak penerimaan guru yang tidak professional. Dari penerimaan guru saja sudah salah, nantinya akan melahirkan anak-anak yang kurang mampu dari segi intelektualitasnya,” beber Syarul.

Dia menjelaskan, untuk guru-guru yang tidak professional, seperti guru yang mengajar Bahasa Indonesia, yang harus mengajar pelajaran lain. Dan untuk hasil karya guru sendiri, masih sangat nihil dalam mengajar murid. Begitu juga dengan gerakan “Ayo Membaca”, sudah tidak ada lagi seperti sebelumnya.

BACA JUGA :  Sekda Wan Siswandi Pimpin Apel “TUJUH BELAS HARI BULAN”

Sebagai guru, tambah Syarul, juga dituntut untuk melakukan gerakan “Ayo Membaca”. Jalankanlah kembali, agar anak-anak tetap bisa membaca, agar anak-anak mendapatkan pendidikan formal juga informal.

“Adapun harapan kami untuk Pemerintah Kepri, agar pendidikan di Kota Tanjungpinang khususnya dan di Provinsi Kepri umumnya dapat diperbaiki dan diperhatikan. Untuk guru mengajarlah sesuai porsinya,” pungkas Syarul.

Pantauan Sijori Kepri dilapangan, selama pelaksanaan Demontrasi berlangsung, dilakukan pengawalan ketat oleh Polres Tanjungpinang. (SK-YUL)

JIM Demo Terkait Bobroknya Pendidikan di Kepri. (Photo : Yuliata)
JIM Demo Terkait Bobroknya Pendidikan di Kepri. (Photo : Yuliata)