Jakarta (SK) – Pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan tim kuasa hukum datang ke MK, mengikuti sidang perdana atas gugatan hasil Pilpres yang mereka ajukan. Prabowo melontarkan sejumlah hal yang membuat kecewa terhadap proses Pilpres.
Rombongan Prabowo tiba di Gedung MK di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Rabu (6/8/2014) pukul 09.15 WIB. Mantan Danjen Kopasuss ini tiba dengan menggunakan mobil Lexus putih bernopol B 17 GRD melalui pintu samping. Sebanyak 6-7 mobil lainnya mengiringi di belakangnya.
“Selamat datang untuk Bapak Prabowo! Kawan-kawan, beri jalan!” seru sang orator.
Prabowo datang didampingi Hatta Rajasa. Keduanya mengenakan kemeja putih beremblem garuda merah dan peci hitam. Selain itu beberapa tokoh lain juga tampak hadir di antaranya Ketum Golkar Aburizal Bakrie, Presiden PKS Anis Matta, Akbar Tandjung, Amien Rais, Fadli Zon, dan Hidayat Nur Wahid.
Selanjutnya, setelah sidang dibuka oleh Ketua MK Hamdan Zoelva, Prabowo diberi kesempatan untuk berbicara. Purnawirawan jenderal bintang tiga ini pun lantas berbicara, mengungkapkan kekecewaan-kekecewaannya.
Pilpres Indonesia Lebih Buruk dari Korut
Prabowo Subianto menyuarakan kegalauan perolehan nol suara di ratusan TPS. Atas perolehan itu, dia menilai pelaksanaan Pilpres di Indonesia lebih buruk dari Korea Utara.
“Bahkan di Korea Utara pun tidak terjadi, mereka bikin 97,8 persen. Di kita, ada yang 100 persen, ini luar biasa. Ini hanya terjadi di negara totaliter, fasis dan komunis,” kata Prabowo di ruang sidang MK, di Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Rabu (6/8/2014). Prabowo merasa tak mungkin mendapat nol suara karena didukung oleh 7 partai yang meraih 62 persen suara di Pileg 2014. Dia yakin perolehan suara 100 persen untuk kubu lawan tak mungkin terjadi, sebab, seharusnya, saksi yang dia miliki ikut memberikan suara untuk dirinya di TPS. “Di negara normal tidak mungkin, karena kita ada saksi. Masa saksinya tidak dihitung,” ujarnya.
Sebut Ada Ibu-ibu yang Dihalangi untuk Nyoblos
Capres dan cawapres nomor urut 1, Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa, menghadiri sidang perdana di MK. Pada kesempatan ini, Prabowo bercerita tentang seorang ibu di Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, yang dihalangi memilih nomor 1.
“Ada ibu-ibu yang datang ke tempat Pemilihan, mau milih siapa? Begitu bilang pilih nomor 1, dia tidak diperkenankan,” kata Prabowo dalam persidangan di Gedung MK, Jl Medan Merdeka Barat, Rabu (6/8/2014). Prabowo duduk di bangku barisan pemohon, bersama dengan Hatta Rajasa. Nampak juga Fadli Zon, Amien Rais, Anies Matta, dan sejumlah politisi pendukung pasangan nomor urut satu ini. Melanjutkan cerita soal sosok ibu-ibu pendukung dirinya, Prabowo menegaskan bahwa cerita itu benar adanya. Perempuan yang dia maksud itu masih hidup di kawasan Bendungan Hilir, Jakarta Pusat. “Ibu-ibu itu masih hidup. Ada di Bendungan Hilir,” ujar Prabowo.
Sebut Pemilu Tidak Adil, Prabowo Tersakiti
Capres Prabowo Subianto merasa tersakiti dengan dugaan kecurangan-kecurangan yang dirasa merugikan pihaknya dalam Pilpres 2014. Prabowo menyebut ketidakadilan yang menyakitkan itu telah diperlihatkan oleh penyelenggara Pemilu.
“Sebagai calon yang didukung oleh tujuh partai besar dalam Pileg dapat 62 persen suara, kami merasa sangat-sangat tersakiti dengan praktik-praktik penyimpangan, ketidakjujuran, dan ketidakadilan yang telah diperlihatkan oleh penyelenggara Pemilu,” kata Prabowo dalam persidangan di Gedung MK, Jl Medan Meredeka Barat, Rabu ((6/8/2014). Mantan Komandan Jenderal Kopassus ini heran dengan hasil perolehan Pilpres 2014 di sejumlah daerah yang memperlihatkan hasil nol untuk dirinya. Padahal pihaknya didukung oleh mayoritas partai peraup suara di Pileg 2014.
Sebut Ada Intervensi Asing
Bahkan, Prabowo juga menyebut ada indikasi intervensi asing di Pilpres 2014. Prabowo secara sekilas menyebut ada pihak asing yang menghubungi para bupati.
“Ada negara asing tertentu yang mengundang Bupati-bupati kami. Ini kami anggap campur tangan asing. Bayangkan, Pemilu Republik Indonesia, (tapi) negara asing ikut mempengaruhi,” kata Prabowo. Kini, pihaknya akan berjuang secara sah melalui MK. Meski merasa telah dicurangi lewat proses Pilpres 2014, Prabowo mengimbau agar para pendukungnya tetap damai dan percaya terhadap kebijaksanaan hakim konstitusi dalam memutus perkara. “Nasib bangsa Indonesia sesungguhnya ada di sidang ini,” ujar Prabowo (fjr/fjr) Fajar Pratama – detikNews