BATAM (SK) – “Apa maunya ni, Lingkungan di rusak mau di lapori, Bapedal malah melotot. Semacam banyak hal yang ditutup-tutupi,” ungkap Hasan, salah seorang warga Batam kesal, saat hendak membuat Laporan, hal perusakan lingkungan, terkail Illegal Logging dekat rumahnya, Piayu.
Hasan yang mengaku tidak pernah datang ke kantor-kantor Pemerintah, mengaku bahwa dirinya memang tidak tahu pasti, siapa yang baru saja keluar dari ruang Bapedal tadi. Yang jelasnya, orang itu melotot setelah mendengarkan maksud Hasan datang ke Bapedal.
Hasan yang datang ke Bapedal bersama tiga orang temannya, mengaku prihatin terhadap pembabatan hutan secara membabi buta, yang terjadi di daerah piayu sampai Muka Kuning dan mungkin tembus Barelang sana, yang keadaan hutannya sekarang seperti lapangan bola kaki saja.
“Saya ini orang bodoh Bu, tapi saya sedih kalau daerah saya gersang. Lihat hutan di mana-mananya sudah gundul semua. Inilah, tanam tidak, tapi panen. Begitu lah keserakahan dari Mafia-Mafia Illegal Loging. Cuma kenapa tidak di tindak tegas saja,” terang Hasan panas, kemarin.
Memang benar apa yang di sampaikan Hasan, bahwasanya Kawasan hutan dari Piayu hingga Muka Kuning, yang berkemungkinan tembus sampai Barelang sana, yang dulu sangat indah dan asri, kini telah berubah menjadi hutan tandus dan gersang, sangat memprihatinkan.
“Memang betul, bahwa Illegal Logging di Piayu, Muka Kuning tembus Barelang sana, nampaknya sudah sangat memprihatinkan. Pembabatan hutan secara liar itu, sangat membahayakan masyarakat setempat. Selain itu juga melanggar Undang-Undang,” tegas Herry Marhat.
Namun apa daya, dulu sudah pernah ngomong-ngomong sama Polisi, tidak di tanggapi juga nampaknya. Di telusuri sendiri oleh warga, warga pun takut lah, nyawa seolah terancam, di musuhi. Nampaknya, di duga kuat ada Aparat pembacking Illegal Loging tersebut. (SK-Nda)