GESER UNTUK BACA BERITA
PROFIL

HUZAIFAH

×

HUZAIFAH

Sebarkan artikel ini

Huzaifah S.Pd.AUD

KELOMPOK BERMAIN KENANGA LINGGA

PRESTASI     :

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

– Juara I Lomba (Pendidik PAUD) Tingkat Provinsi Kepri Tahun 2014

– Juara II Lomba (Instruktur Tari) Tingkat Provinsi Kepri Tahun 2013

Lagu Melayu Untuk Anak Usia Dini

Tanjungpinang (SK) — Selama ini, penerapan lagu Melayu di Kepri terutama bagi anak usia dini belum pernah ada. Anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0-6 tahun. Masa ini merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan anak yang sering disebut dengan usia emas (golden age) karena pada masa ini segala kemampuan anak sedang berkembang cepat.

Oleh karena itu, Huzaifah berasal dari Kelompok Bermain (KB) Kenanga Lingga mengatakan, pada usia tersebut otak menerima dan menyerap berbagai macam informasi, tidak melihat baik dan buruk. Itulah masa-masa yang dimana perkembangan fisik, mental maupun spiritual anak akan mulai terbentuk.

Keberhasilan anak sangat dipengaruhi oleh kreativitas pendidik membuat variasi dan keberagaman dalam mendidik. Pembelajaran yang monoton dan kurang mengaktifkan anak didik akan membuat anak bosan.

“Maka dari itu diperlukan kreativitas pendidik untuk membawa anak tumbuh dan berkembang secara optimal baik fisik maupun mentalnya. Dengan penerapan lagu Melayu bagi anak usia dini ini, maka si anak bisa lebih berkreasi dan sangat mudah menerima dengan diperkenalkan sejak dini,” ungkap wanita kelahiran Dabo Singkep 25 tahun silam ini kemarin.

Dia mengatakan dengan budaya yang diangkat akan menanamkan wawasan pada anak dan memperkenalkannya sejak dini, sehingga besar ini menjadi lebih ingat.

“Di lembaga kita yang sudah berjalan tujuh tahun ini, penerapan lagu Melayu bagi anak usia dini kurang lebih sudah tiga tahun. Ini murni garapan kita dengan seni kreatifitas sebagai kemampuan memahami dunia, menginterpretasi pengalaman dan memecahkan masalah dengan cara yang baru dan asli,” paparnya.

Maka dari itu lanjut Huzaifah, penulis membuat karya nyata yang berjudul Penerapan LAMPAN “Nelayan” dalam mengembangkan Kreativitas Seni Gerak dan Lagu  di Kelompok Bermain Kenanga Desa Kote, Kecamatan Singkep, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau”. Melalui LAMPAN “Nelayan” dapat mengembangkan kreativitas seni gerak dan lagu serta aspek perkembangan anak dan menanamkan nilai-nilai karakter pada anak sejak usia dini.

Atas karya tulis tersebut, lembaganya meraih prestasi sebagai Juara I lomba (Pendidik PAUD) Tingkat Provinsi Kepri Tahun 2014 dan Juara II Lomba (Instruktur Tari) Tingkat Provinsi Kepri tahun 2013 yang diadakan Dinas Pendidikan Provinsi Kepri.

Karya tulis tersebut mengambil judul ‘Penerapan lagu melayu dan pantun sebagai strategi dalam mengembangkan kreatifitas pada anak usia dini’.

Huzaifah menjelaskan, anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0-6 tahun. Masa ini merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan anak yang sering disebut dengan usia emas (golden age) karena pada masa ini segala kemampuan anak sedang berkembang cepat.

Pada usia tersebut otak menerima dan menyerap berbagai macam informasi, tidak melihat baik dan buruk. Itulah masa-masa yang dimana perkembangan fisik, mental maupun spiritual anak akan mulai terbentuk.

“Keberhasilan anak sangat dipengaruhi oleh kreativitas pendidik membuat variasi dan keberagaman dalam mendidik. Pembelajaran yang monoton dan kurang mengaktifkan anak didik akan membuat anak bosan. Maka dari itu diperlukan kreativitas pendidik untuk membawa anak tumbuh dan berkembang secara optimal baik fisik maupun mentalnya,” katanya.

Pembelajaran anak usia dini lanjutnya, hendaknya dilaksanakan dalam kegiatan yang bersifat PAIKEM yaitu Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Gerak dan lagu merupakan salah satu contoh implementasi dari PAIKEM.

Kegiatan yang dilaksanakan di Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini bertujuan membantu meletakkan dasar perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan, dan daya cipta. Kemampuan dalam memberikan sentuhan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan merupakan tantangan bagi para pendidik PAUD.

Kesempatan bermain pada anak usia dini merupakan waktu yang penting dalam dunia anak dan tidak boleh terlewatkan. Anak usia dini diharapkan tetap merasa senang melalui kegiatan bermain namun tujuan dari pembelajaran tetap tertanam dalam dirinya.

Selain itu juga bertujuan menyiapkan anak untuk memasuki pendidikan dasar dengan mengembangkan nilai-nilai agama dan moral, sosial emosional, bahasa, kognitif, dan fisik motorik.

Sejalan dengan keberadaan seorang anak yang senang bernyanyi dan bergerak, maka gerak dan lagu adalah salah satu pendekatan yang sangat tepat jika digunakan sebagai sarana dalam menyajikan kegiatan pengembangan pada anak usia dini. Menyajikan kegiatan pengembangan yang menarik dan menyenangkan bagi anak usia dini melalui gerak dan lagu akan memotivasi anak untuk lebih senang mengikuti kegiatan pengembangan di lembaga.

“Pembelajaran gerak dan lagu adalah bernyanyi dan latihan gerak tubuh yang sangat berhubungan erat, karena irama lagu dapat mempengaruhi dan mengendalikan pusat syaraf. Sehingga cara belajar yang baik bagi anak anak adalah melalui lagu dan gerakannya.

Untuk itu pembelajaran melalui gerak dan lagu yang dilakukan sambil bermain akan membantu anak untuk lebih mengembangkan kecerdasannya tidak hanya pada aspek pengembangan seni tetapi juga pada semua aspek pengembangan seperti aspek pengembangan bahasa, fisik motorik, kognitif, sosial emosional serta nilai agama dan moral,” paparnya.

Lebih lanjut dikatakan, fakta yang terjadi saat ini diantaranya adalah minimnya kreativitas pendidik dalam melaksanakan pembelajaran gerak dan lagu kepada anak usia dini. Pada umumnya gerak dan lagu yang digunakan adalah gerakan yang dilakukan dengan cara meniru dari VCD.

Gerakan dan lagu dalam VCD kurang menggali nilai-nilai budaya setempat dan melestarikan lingkungan sekitarnya. Gerakan yang dilakukan juga seringkali tidak memperhatikan kemampuan anak, menggali kreativitas anak, dan cenderung berpusat pada guru.

“Berdasarkan pada fakta tersebut maka sebagai pendidik PAUD saya tergerak untuk membuat lagu berirama melayu dan menciptakan gerakan yang sesuai dengan tema lagu. Lagu dan gerakan disesuaikan dengan potensi daerah di sekitar tempat tinggal anak yang mayoritas berprofesi sebagai nelayan.

Anak lebih mudah menirukan gerakan karena dapat melihat gerakan yang sesungguhnya setiap hari. Gerakan tersebut dapat dieksplorasi menjadi bermacam-macam gerakan dan disesesuaikan dengan lirik lagu. Kegiatan eksplorasi ini dapat mengembangkan kreativitas seni khususnya gerak dan lagu,” urainya.

Maka dari itu Huzaifah membuat karya nyata yang berjudul Penerapan LAMPAN “Nelayan” dalam mengembangkan Kreativitas Seni Gerak dan Lagu  di Kelompok Bermain Kenanga Desa Kote, Kecamatan Singkep, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau”. Melalui LAMPAN “Nelayan” dapat mengembangkan kreativitas seni gerak dan lagu serta aspek perkembangan anak dan menanamkan nilai-nilai karakter pada anak sejak usia dini.

Adapun tujuan dari menerapkan LAMPAN “Nelayan” adalah untuk mengembangkan kreativitas seni gerak dan lagu di Kelompok Bermain Kenanga Desa Kote, Kecamatan Singkep, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau.

Kemudian, menerapkan LAMPAN “Nelayan” untuk meningkatkan partisipasi aktif anak di Kelompok Bermain Kenanga Desa Kote, Kecamatan Singkep, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau.

Penerapan LAMPAN “Nelayan” dikatakan berhasil dan sangat baik dilaksanakan di Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini karena melalui penerapan LAMPAN “Nelayan” terdapat peningkatan kemampuan pada anak.

Hal ini terlihat dari hasil yang diperoleh sebelum penerapan LAMPAN “Nelayan” dari 10 anak terdapat 6 anak atau 60 % yang kreativitas seni gerak dan lagu nya belum berkembang, 2 anak atau 20 % yang sudah berkembang dan 2 anak atau 20 % yang sangat berkembang. (SK-02)

SHARE DISINI!
banner 200x200