LINGGA (SK) — Minyak tanah (Mitan) kembali menghilang di Dabo Singkep. Memang, kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) ini, seperti, Bensin, Solar dan Minyak tanah, sebelumnya sempat beberapa kali terjadi di Dabo Singkep. untuk kelangkaan minyak tanah ini, dapat terlihat dari banyaknya ibu-ibu Dabo yang mencarinya disejumlah kios-kios pengecer BBM. Belum diketahui, apa penyebab hilangnya BBM ini yang sering kali terjadi.
Kelangkaan minyak tanah ini, paling dirasakan oleh ibu rumah tangga. Seperti yang dikatakan Ani, ketika ditemui dirinya yang sedang mencari Mitan, ia mengaku telah mendatangi beberapa kios dan kedai yang menjual minyak tanah ini, namun belum juga dapat.
“Sampai sekarang belum dapat minyak tanah, sudah berapa kios saya datangi, tapi minyak tanah tidak ada. Ini masak pun belum, tidak tahu harus mencari kemana lagi,” paparnya, kepada Sijori Kepri, Senin, (26/09/2016).
Untuk mengatasi kelangkaan BBM di Kabupaten Lingga, juga telah mendapat perhatian dari Pemerintah Daerah. Hal ini terlihat beberapa waktu lalu, Bupati Lingga bersama staf khusus Bidang Sosial Ketenagakerjaan mengunjungi Kantor Pertamina Kepri di Batam, untuk mempertanyakan kuota BBM pertahun untuk Kabupaten Lingga. Kedatangan Bupati Lingga pada waktu itu, disambut Marketing Branch Manager Pertamina Kepri.
Masalah BBM di Kabupaten Lingga, sebelumnya sering mengalami kelangkaan. Baik premiun, solar dan minyak Tanah, belum diketahui secara pasti apa penyebab yang membuat BBM ini menjadi langka. Masyarakat hanya menduga, BBM diselewengkan oleh pihak-pihak yang tak bertanggung jawab. Sehingga, minyak bersubsidi milik masyarakat ini hilang, seoalah-olah kouta BBM di Kabupaten Lingga tidak mencukupi.
Staf Khusus Bupati Lingga, Bidang Sosial dan Ketenagakerjaan, Mustazar, mengatakan, kedatangan Bupati ke Pertamina Kepri untuk mengetahui kuota BBM untuk Kabupaten Lingga. Dalam kunjungan tersebut, diketahui permasalahan BBM untuk Premium pengambilan di pertamina tanpa batas. Untuk solar, sekitar 7000 kilo liter lebih per bulannya. Sementara untuk minyak tanah, memang sudah ditentukan oleh pusat, namun masih mencukupi untuk masyarakat Kabupaten Lingga.
“Untuk solar, kerab sekali ambil 2000 kilo liter lebih perbulan bulan. Padahal, jatah perbulan 7000 liter lebih, kenapa pihak APMS dan SPBB tidak menjemputnya. Kalau minyak tanah, ini harus dititik beratkan, karena persoalan minyak tanah sering kali menghilang,” ungkapnya kepada awak media beberapa waktu lalu.
Kelangkaan premium dan solar tidak dijemput, lanjut Mustazar, wajar saja jika sering terjadi kelangkaan, mengingat kuota yang disampaikan Pertamina Kepri untuk Kabupaten Lingga sudah lebih. Jadi, tidak ada alasan untuk melakukan penambahan kuota.
“Permasalahannya, saat ini mitan didugaan dijadikan bahan campuran premium, sehingga membuat mitan sering terjadi kelangkaan. Sehingga, masyarakat nelayan dan ibu rumah tangga menjadi korban,” terangnya.
Terkait permasalah BBM yang sering terjadi di masyarakat serta pengawasannya, ucap Mustazar lagi, dalam waktu dekat ini Bupati Lingga, H. Alias Wello, akan melakukan pertemuan dengan seluruh FKPD yang ada di Kabupaten Lingga.
“Jadi, Bupati dan Pertamina sudah sepakat akan melakukan penataan ulang, supaya BBM dapat digunakan sesuai kuota dalam satu bulan. Selanjutnya, kita bersama pak Bupati menuju Pertamina Tanjung Uban, untuk membahas masalah BBM ini,” unggahnya. (SK-Pus)