KEPRILINGGA

Buka Lahan Sawah “di DUGA ADA PENGUSAHA BAWA KAYU NYEBERANG”

×

Buka Lahan Sawah “di DUGA ADA PENGUSAHA BAWA KAYU NYEBERANG”

Share this article
Kayu balok dari percetakan sawah di Desa Resang. (Foto : Istimewa)

LINGGA (SK) — Program percetakan sawah yang dicanangkan Pemerintah terus dilakukan, meski pernah terkendala karena rusaknya alat berat untuk pengerjaaan sawah tersebut. Berbagai langkah dilakukan untuk mengatasinya. Pada awal Oktober 2016 lalu, pengerjaan sawah di Desa Resang, Kecamatan Singkep selatan telah dimulai.

Pola pengerjaan percetakan sawah tersebut, masih sama dengan program Opsus TNI di Desa Bukit Langkap, Kecamatan Lingga Timur. Dimana, pelaksananya adalah pihak ketiga yang ditunjuk oleh TNI AD.

Geser Untuk Lanjutkan Baca Berita
Geser Untuk Lanjutkan Baca Berita

Untuk cetak sawah di Desa Resang ini, sekitar 20 alat berat dengan beragam fungsi diturunkan ke lokasi. Sehingga, dalam dua minggu saja diperkirakan 40 Hektar lahan hutan telah terbuka, untuk percetakan sawah.

BACA JUGA :  Lingga Kirim Empat Peserta Ikuti JPI

Tentunya, dengan adanya kegiatan cetak sawah tersebut, ribuan batang kayu-kayu besar jenis Kempas, Meranti, mentangor serta jenis lainnya yang diameternya rata-rata 80-100 cm, yang secara otomatis ditebang.

Pemanfaatan kayu yang ditebang untuk percetakan lahan sawah Desa resang ini, belum diketahui secara pasti, seperti apa pola kerja sama yang dilakukan, dan hanya terlihat di area persawahan aktivitas pekerja mengolah ribuan batang kayu-kayu menjadi balok-balok.

Terkait pengelolaan kayu dari lahan sawah tersebut, diluar tanggung jawab pihak TNI, sehingga potensi kayu dari lahan sawah itu, murni kewenangan Pemerintah setempat.

Edi, salah seorang pekerja kayu yang berhasil diwawancarai Antara dilokasi pencetakan sawah tersebut menjelaskan, dirinya bersama sekitar 40 orang pekerja hanya ditugaskan memotong kayu besar dari sisa pembukaan lahan, menjadi tual-tual berukuran panjang 5 meter.

BACA JUGA :  Sembako Langka "NURDIN TURUN KE PASAR"

“Kami dibayar dengan hitungan per inci Rp 150. Kalau hitungan kerja santai, sehari itu kami bisa dapat rata-rata 300 inci lah. Lumayan gajinya bisa Rp 450 ribu,” ungkapnya.

Dia menjelaskan, tual-tual itu kemudian diangkut ke lokasi pencetakan balok yang berada tidak jauh dari sawah. Proses pencetakannya menggunakan 7 buah gergaji piring.

“Kalau ukuran jadi baloknya kira-kira 8-12 centimeter. Rata-rata kayu Kempas. Kualitasnya nomor satu, diatas kayu kapur,” terang warga Kecamatan Singkep Barat tersebut.

Terkait siapa pemilik usaha yang mempekerjakannya, Edi, mengaku kurang tahu persis. Namun, dia menyebutkan seorang warga Tionghua yang berasal dari Dabo Singkep.

BACA JUGA :  DPRD, NYANYANG HARIS : Taxi on Line Batam “MESTI BERBADAN HUKUM”

Dia juga mengatakan, pemanfaatan kayu tersebut tidak hanya dari area yang sudah ditetapkan Pemerintah sebagai lokasi pencetakan sawah saja, tapi sampai ke luar area persawahan.

“Kami menebang sampai keluar batas yang ditandai. Ada petugas Polisi yang mengawasi di lapangan,” ungkapnya lagi.

Menurut salah satu sumber mengatakan, kayu balok pembukaan lahan sawah tersebut dugaannya di bawa ke Kota Batam. Dalam memuat kayu ke kapal dan di kirim melalui pelabuhan tikus di Desa Marok Kecil. Selain itu, pengiriman kayu-kayu bisa dilakukan tiga kali dalam seminggu. (SK-Pus)