BATAMKEPRIPOLITIK

Pembebasan Lahan Tanjung Uncang “ADA YANG MAU DI BUNUH”

×

Pembebasan Lahan Tanjung Uncang “ADA YANG MAU DI BUNUH”

Sebarkan artikel ini

BATAM (SK) — Telah berlangsung dengan seksama Rapat Dengar Pendapat atau RDP mengenai pembebasan Lahan di Tanjung Uncang (Yayasan Perguruan Islam Al Azhar), yang di pimpin oleh Eki Kurniawan, di Ruang Komisi I DPRD Kota Batam, Pukul10.00 WIB, Selasa, (12/04/2016).

Rapat di buka oleh Wakil Ketua Komisi I DPRD Batam, Eki Kurniawan, di dampingi oleh Anggota DPRD Batam lainnya, antara lain Sumali, Tumbur M Sihaloho, Harmidi Umar Husein dan Nono Hadi Siswanto, Likhai dan Musofa. Ada juga datang Ketua Komisi I DPRD Batam Nyangnyang Haris Pratimurra SE. M.Si.

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

“Dengan ini Rapat saya buka. Semoga apa-apa saja yang kita bahas dan kita bicarakan nanti, menjadikan semuanya selesai, dan sesuai dengan apa yang menjadi keinginan bersama. Kita mencari solusi. Yang tidak sesuai, bisa keluar,” kata Eki Kurniawan, mengawali pembicaraan.

“Kami hanya minta tanam tumbuh kami, mohon lah di pertanggung jawabkan. Tanaman beribu-ribuan. Sudah lama kami bertanam. Rumah dua biji pun sudah rusak. Kalau belum selesai urusannya tanaman kami, ya bagaimana ini ?,” kata Seorang Warga, Rahman.

“Saya kemarin itu, sampai mau di bunuh lho Pak. Gara-gara ini. Sama itu tuh. Ya, saya sampai mau di bunuh. Tidak bohong lah saya Pak,” ungkap salah seorang warga lainnya Yono, sambil berdiri, menceritakan dan juga mempratekkan cara bagaimana dirinya katanya mau di bunuh.

“Yayasan kami ini, sudah dapat Alokasi lahan pada tahun 1992. Jadi Yayasan kami resmi. Keuangan kami di audit dan di publish. Kalau tidak resmi mana mungkin, kami bisa di bantu oleh Dinas Pendidikan Kota Batam,” ungkap Herly Irawan, selaku Kuasa Hukum Yayasan Al Azhar.

“Dan untuk masalah bunuh membunuh atau ada yang mau di bunuh, itu tidak ada. Itu tidak benar. Tidak mungkin lah saya mau buat seperti itu. Sedangkan waktu itu, ada Polisi, Kami minta bantu Polisi,” tambah Herly, yang duduk di samping Ketua Yayasan, Helma Munaf.

“Selaku Lurah, saya sangat kecewa. Kenapa saya kecewa. Karena saya tidak tahu permasalahan ini. Harusnya, semua pihak tolong lah hargai kami dari Pemerintahan ini. Tapi sudahlah tidak mengapa juga. Saya cuma wilayah saya, ingin aman,” ucap Lurah Tanjung Uncang, Muri.

Disampaikan juga oleh Muri, bahwasanya di minta, maunya kalau ada apa-apapun permasalahannya, tolong warga lapor atau setidaknya bercerita lah ke saya, selaku orang dari Pemerintahan. Kita saling menghargai,” tutur Lurah Tanjung Uncang kecewa. (SK-Nda)

 

banner 200x200
Follow