TANJUNGPINANG (SK) — Sempat terhentinya pembangunan Monumen Bahasa Melayu di Pulau Penyengat, Tanjungpinang beberapa hari lalu membuat Gubernur Kepri, H Muhammad Sani mempertanyakan kesiapan proyek yang menelan anggaran sebesar Rp12,5 miliar tersebut.
Pembangunan gedung Monumen Bahasa yang rencananya akan diresmikan oleh Presiden RI pada Februari 2015 mendatang terancam molor. Sani mengakui pembangunan proyek tersebut sempat terhenti beberapa hari lalu.
“Memang terjadi masalah sehingga sempat terhenti pembangunannya. Dengan begitu saya kembali mempertanyakan apakah pembangunan monumen itu selesai fleksibel dan dapat diresmikan oleh Presiden nantinya sesuai dengan rencana?,” kata Sani mempertanayakan hal tersebut kepada Kepala Dinas Kebudayaan (Kadisbud) Provinsi Kepri saat dipanggil ke Gedung Daerah, Tanjungpinang, Sabtu (11/10).
Kepada wartawan Sani mengatakan, bahwa dirinya tidak menginginkan pembangunan monumen yang akan menjadi salah satu kebanggan Provinsi Kepri hanya asal jadi.
“Kalau memang tidak bisa tepat waktu, ya kita tunda saja. Dan kita cari waktu yang lain. Karena saya tidak mau nantinya bangunan itu hanya siap tanpa kualitas. Yang saya inginkan bangunan Monumen Bahasa Melayu tersebut, selesai dengan kualitas terbaik,” tegas Sani.
Dijelaskannya kembali, permasalahan kemarin yang sempat terhanti pembangunanya ada pada ‘Man’ manusianya. Selain itu, Sani juga mengatakan masalah juga ada pada ‘Money’. Tapi ia tidak menyelahkan pekerja yang sempat mogok.
“Kita sudah menyerahkan kepada kontraktornya, dan mereka yang bertanggung jawab atas ini. Tapi mungkin juga di dalam perjalannya ntah lupa untuk membayar atau gimana saya kurang tau. Tetapi itu bisa saja terjadi. Mungkin masalahnmya juga belum bayar gaji pekerja. Namun saat ini sudah ada progresnya, sudah bekerja kembali seperti biasa,” terang Sani.
Sebelumnya diberitakan, pembangunan Monumen Bahasa Melayu di Pulau Penyengat, Tanjungpinang kembali menuai masalah. Seluruh pekerja hengkang dari lokasi proyek membuat beberapa hari pembangunan senilai Rp12,5 miliar dibiarkan terbengkalai.
Kepala Dinas Kebudayaan (Kadisbud) Provinsi Kepri, Arifin Nasir mengaku ada beberapa kendala sehingga membuat pembangunan Monumen Bahasa tersebut terhenti. Namun, pihaknya langsung melakukan rapat bersama dengan pihak Kontraktor yakni PT Sumber Tenaga Proyek (STB) dan Konsultan Pengawas CV Acksono Reka Cipta Konsultan, di Penyengat, Kamis (9/10) lalu.
Arifin mendesak pihak kontraktor untuk dapat menyelesaikan pembangunan sesuai dengan rencana. Pekerjaan yang terhenti sudah dua hari terakhir tersebut, kata Arifin, ke depan selain Konsultan pengawas Dinas Kebudayaan juga memperketat pengawasan.
“Jadi pihak kontraktor akan mengganti tenaga pekerja yang baru. Tadi di lokasi pembangunan pondasi sudah ada 15 pekerja yang mulai bekerja. Ditambah dengan 8 orang yang melakukan pekerjaan penyiapan tiang kerangka baja. Besok akan ditambah 12 orang lagi. Saya harapkan pekerja yang sebelumnya 30-an orang bisa ditambah, agar penambahan ini akan dilakukan dua shift, yakni siang dan malam,” terang Arifin.(HK/SK-001)