– Terkait Pencurian BMKT
TANJUNGPINANG (SK) — Puluhan nyawa nelayan yang beralih profesi menjadi penyelam barang antik, menjadi korban dalam melakukan pencurian Benda Muatan Kapal Tenggelam (BMKT) yang berada di perairan Kabupaten Bintan. Begitu juga dengan nasib penyelam benda antik yang berada di derah perairan Kepri lainnya.
Kepala Dinas Kebudayaan Kepri Drs H Arifin Nasir M.Si mengatakan, sebenarnya telah banyak korban meninggal dari masyarakat nelayan Kepri yang beralih profesi menjadi penyelam saat mengambil barang antik yang tenggalam di perairan Kabupaten Bintan ini. Bahkan bukan hanya masyarakat Kepri saja yang menajdi korban meninggal ini, ada warga di luar Kepri dan bahkan ada warga negara luar negeri.
“Data ini diperoleh dari sejumlah masyarakat nelayan di daerah Bintan dan juga penyelam yang diamankan beberapa waktu lalu oleh tim keamanan dilokasi titik kapal Tingkok yang tenggelam di karang Haliputan Bintan. Memang jumlah pastinya kita tidak mengtetahui berapa korban meninggal dalam pencarian barang antik di dalam lautan ini,” ungkapnya.
Penyelam ini bila melakukan pencarian benda antik harus menyelam hingga lebih dari kedalaman 30 meter di bawah laut. Sehingga, saat tim yang berada diatas melihat ada kapal patroli mendekat merka yang di atas melarikan diri. Sementara penyelam ditinggalkan di bawah laut, dan mencabut selang oksigen yang disalurkan melalui kompresor, sehingga penyelam kehabisan oksigen.
“Inilah yang banyak terjadi dalam kasus meninggalnya penyelam pencuri barang antik ini. Dengan begitu Pemprov Kepri akan melakukan langkah – langkah pengawasan dan perlindungan terhadap BMKT ini seperti yang disampaikan tadi di dalam rapat,” ujar Arifin usai Rapat Pembentukan Tim Koordinasi Penyelamatan dan Pengawasan Cagar Budaya Bawah Air, bertempat di Hotel Laguna, Tanjungpinang, Senin (8/9). (hk)