[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Malas Baca, Tekan Ini”]
PUPR Gagal Lakukan Pengecekan “GORONG-GORONG BATU 7”
SIJORIKEPRI.COM, TANJUNGPINANG — Penanggulangan banjir di Batu 7, Jalan D.I Panjaitan, Tanjungpinang sudah mulai dilakukan oleh pihak Provinsi Kepulauan Riau, dengan menghadirkan 2 (dua) unit mobil Pemadam Kebakaran dan petugas PUPR (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat) Provinsi Kepulauan Riau, Senin, (05/11/2018).
Pantauan Sijori Kepri di lapangan, terlihat ada penutupan ruas Jalan dari Simpang Batu 6 menuju ke arah lokasi banjir, dan dialihkan ke jalan Kijang Lama.
Dilapangan terlihat, berkoordinasi antara Kakan Satpol PP Kota Tanjungpinang, Lurah Melayu Kota Piring, serta dari Babinsa, yang mengawasi jalannya penyedotan air di areal banjir ini.
Ferry Ismana, selaku Lurah Melayu Kota Piring, mengatakan, bahwasanya telah dilakukan koordinasi dengan pihak PUPR Kota Tanjungpinang dan PUPR Provinsi Kepulauan Riau.
“Langkah pertama yang dilakukan adalah dengan menyedot genangan air yang ada di dalam parit, dan selanjutnya dari pihak PUPR Provinsi akan masuk ke gorong-gorong untuk melihat apa sebenarnya yang menghalangi jalannya air atau yang menyebabkan sumbat,” ucap Feri.
Babinsa Melayu Kota Piring, Lister Panjaitan, mengatakan bahwa masyarakat pun sudah sering mengeluhkan penanganan banjir yang tak kunjung terealisasi, dan hari ini sudah mula terjawab dan sudah dimulai, walaupun masih setingkat pengecekan gorong-gorong.
Petugas pemadam kebakaran Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau melakukan penyedotan air terlebih dahulu di parit, dan akan dilanjutkan dengan pengecekan gorong-gorong yang ada dibawah jalan utama tersebut.
Sekira pukul 11.35 WIB, air telah terkuras, maka giliran dari petugas PUPR yang akan melakukan pengecekan gorong-gorong. Namun, belum sempat dilakukan pengecekan gorong-gorong, sekira pukul 11.50 WIB, hujan kembali mengguyur di Kota Tanjungpinang.
Berkisar satu jam hujan, dan air pun kembali memenuhi parit yang sudah disedot tadi, yang mengakbatkan petugas PUPR Provinsi pun gagal melakukan pengecekan gorong-gorong tersebut dan meninggalkan lokasi.
Udin, salah seorang pengguna jalan yang menyaksikan penyedotan air parit, mengatakan, ini pekerjaan sia-sia. “Belum sempat dilakukan pengecekan gorong-gorong, hujan mengguyur dan airnya memenuhi parit kembali,” ujarnya. (red)