Ucapkan Kata Bordil di Hadapan Wakil Walikota, Asisten ll Pemprov Kepri Dinilai Lecehkan Wanita

oleh
Asisten ll Bidang Ekonomi Pemprov Kepri, Syamsul Bahrum, memberi kata sambutan kegiatan penyerahan Motor Toko Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kepri kepada IWAPI Kepri. (Foto : R Rich)

Sijori Kepri, Tanjungpinang — Asisten ll Bidang Ekonomi Pemprov Kepri, Syamsul Bahrum, dinilai melecehkan kaum perempuan akibat salah mengucapkan lapal sebuah kata, saat memberi kata sambutan kegiatan penyerahan Motor Toko Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kepri, kepada IWAPI Kepri, Selasa, (25/2/2020).

Lapal salah Syamsul saat ia menyebut kata bordil, untuk ibu-ibu yang memiliki kerajinan di Kepri. Padahal, maksud Syamsul saat itu adalah menyebut kata bordir.

”Bordil, bordil, (ibu-ibu tertawa-red), bordil, bordiran, bordiran. Itu bordir, pekerjaan ibu-ibu siang hari, kalau malam hari bordil,” kata Syamsul, dengan nada gurauannya di hadapan pengurus IWAPI Kepri dan Wakil Walikota Tanjungpinang Rahma.

Ibu-ibu IWAPI yang hadir terlihat tertawa mendengar salah lapal Syamsul ini. Tidak ada seorang pun yang tersinggung, meski kata bordil memiliki arti yang sangat tabu bagi kaum hawa.

Terpisah, beberapa wanita Kepri mengaku sangat menyesalkan pernyataan bernada anggap enteng Syamsul Bahrum ini. Syamsul dinilai tidak ubah melecehkan kaum perempuan.

”Jika IWAPI Kepri tidak mempersoalkan ucapan Pak Syamsul, kita sangat sesalkan. Karena, arti kata bordil yang diucapkan tersebut adalah sebuah kalimat yang sangat pantang atau tabu didengar perempuan,” ujar salah seorang wanita, enggan namanya dipublikasikan, Rabu, (26/2/2020).

Ia berharap, sebagai pejabat yang mewakili Gubernur Kepri menghadiri sebuah acara, Syamsul Bahrum tidak sembarangan mengeluarkan kata, meski pun itu hanya bersifat gurauan atau salah lapal.

”Pejabat itu berpendidikan. Seharusnya omongannya juga mencerminkan pintar. Jangan terkesan sesuka hati, apalagi ucapan itu di hadapan kaum ibu-ibu, bahkan ibu Wakil Walikota. Jika yang hadir tidak mempermasalahkan, kami mempermasalahkannya. Kita ini hidup berbudaya, tidak elok didengar dan dipandang mata,” katanya. (R Rich)

Share and Enjoy !

Shares