TANJUNGPINANG (SK) — Anggota DPR RI Komisi III Hj Dwi Ria Latifa, SH M.Sc, Dapil Kepri dari Fraksi PDI Perjuangan, melakukan sosialisasi empat pilar kebangsaan kepada anak-anak pelajar SMA. Kegiatan tersebut merupakan agenda Kunjungan Kerja (Kunker) anggota DPR/MPR, saat ini ditugaskan untuk turun langsung ke daerah dapil tempat asalnya masing-masing, guna memberikan pemahaman tentang empat pilar berbangsa, yang saat ini mulai terkikis, baik itu dari masyarakat dan kalangan pelajar.
Dalam acara sosialisasi itu, Dwi Ria Latifa, mengatakan, bahwasanya empat pilar itu, meliputi antara lain Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagai Bentuk Negara dan Bhinneka Tunggal Ika.
“Yang meliputi keempat pilar tersebut, antara lain adalah Pancasila sebagai Dasar dan Ideologi Negara, pilar kedua UUD 1945 sebagai Konstitusi Negara dan Ketetapan MPR, pilar ketiga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagai Bentuk Negara, dan pilar keempat adalah Bhinneka Tunggal Ika,” ujar Ria, di ruang kelas SMA Negeri 4 Tanjungpinang, Rabu, (08/06/2016).
Ria juga menambahkan, Negera Indonesia ini terdiri dari bermacam-macam suku, agama dan budaya. Dan banyak pulau-pulau terpisah dari satu daerah ke daerah lain. Untuk menyatukannya, maka terbentuklah empat pilar ini sebagai tiang pondasinya Negara. Jika satu tiang saja roboh, maka bangsa kita ini pasti akan hancur.
“Sama contoh kecilnya, yang ada dikelas ini yang berbeda-beda suku, agama, dan budaya bukan?? Inilah yang dinamakan Indonesia mini. Jika kita tidak ada empat pilar tersebut, pasti akan terjadi pembulian/konflik terhadap suatu agama,” tambahnya.
Namun saat ini, dikatakan Dwi Ria Latifa, Bangsa Indonesia sedang menghadapi tantangan, karena pengaruh globalisasi dan perkembangan teknologi media sosial semakin canggih. Dan yang paling dikawatirkan di Kepri adalah perbatasan langsung dengan Negara tetangga.
“Karena pintu masuk yang mudah dimasuki, dan disingahi oleh negara tetangga adalah Kepri ini, melewati pelabuhan-pelabuhan tikus. Contohnya narkoba yang saat ini menjadi darurat di Kepri ini, dan angka pengaruh di sini masih cukup tinggi,” kata Ria.
Selain itu, Ria juga mengakui, Provinsi Kepri yang berada di wilayah perbatasan sangat sulit untuk membendung pengaruh buruk dari luar. Karena Kepri termasuk wilayah terbesar dalam peredaran narkoba, traficking dan pelecehan seksual.
“Maka dari itu, saya menghimbau kepada pelajar yang kedepannya akan meneruskan dan melanjutkan menjadi pemimpin bangsa ini, jangan terpengaruh dengan hal-hal yang tidak baik diluar sana. Mari kita tanamkan nilai empat pilar kebangsaan ini, di dalam kehidupan sehari-hari,” ajaknya. (SK-RA)