TANJUNG PINANG – Menteri Kebudayaan (Menbud) Republik Indonesia, Fadli Zon, menyempatkan diri berkunjung ke Cagar Budaya Museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah di Jalan Ketapang, Tanjung Pinang Barat, Kota Tanjung Pinang, pada Selasa (11/3/2025), sebelum kembali ke Jakarta. Dalam kunjungan tersebut, ia menyoroti pentingnya museum ini sebagai simbol akulturasi budaya dan sejarah di Kepulauan Riau.
Setibanya di museum, Fadli Zon disambut oleh Wakil Gubernur Kepulauan Riau, Nyanyang Haris Pratamura, serta Wakil Wali Kota Tanjung Pinang, Raja Ariza. Penyambutan diawali dengan pertunjukan tarian silat dan prosesi pemasangan Tanjak oleh Wakil Gubernur Nyanyang sebagai bentuk penghormatan terhadap tamu kehormatan.
Sebagai simbol apresiasi terhadap budaya Melayu, Wakil Wali Kota Raja Ariza menyerahkan plakat dan buku sejarah kepada Menteri Kebudayaan.
Dalam kunjungan ini, Menbud Fadli Zon didampingi oleh Kepala UPTD Museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah, Siti Umi Muslimah, untuk melihat langsung berbagai artefak, naskah kuno, serta benda-benda bersejarah lainnya. Museum ini menyajikan perjalanan sejarah, budaya, serta jejak peradaban Tanjungpinang dan Kepulauan Riau secara lebih luas.
Menbud Fadli Zon mengungkapkan kekagumannya terhadap museum yang menyimpan peninggalan berharga, termasuk manuskrip kuno dan catatan sejarah Kesultanan Riau-Lingga. Ia juga menekankan pentingnya museum ini dalam menggambarkan proses akulturasi budaya yang terjadi akibat interaksi dengan berbagai peradaban, seperti Tiongkok, India, Timur Tengah, dan Eropa.
“Museum ini bukan hanya menyimpan sejarah dan budaya, tetapi juga menunjukkan bagaimana Tanjung Pinang pernah menjadi pusat perdagangan yang melahirkan akulturasi dari berbagai bangsa. Kita berharap museum ini dapat menarik lebih banyak wisatawan, baik nasional maupun internasional, sehingga mereka dapat memahami bahwa cikal bakal bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu,” ujar Fadli Zon.
Lebih lanjut, Fadli Zon berharap Museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah yang saat ini berstatus sebagai museum tipe B dapat berkembang menjadi museum tipe A di masa depan.
Menurutnya, peningkatan status tersebut memerlukan berbagai pengembangan, seperti penambahan kurator dan edukator, serta pemanfaatan teknologi digital agar museum lebih interaktif dan menarik bagi generasi muda.
“Ke depan, museum ini perlu memiliki lebih banyak koleksi, memperkaya informasi sejarah secara lebih mendetail, serta memanfaatkan teknologi digital agar bisa lebih interaktif. Dengan begitu, museum ini bisa semakin menarik bagi pengunjung, khususnya generasi muda,” tambahnya.
Menutup kunjungannya, Menteri Kebudayaan menyampaikan harapannya agar Museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah semakin banyak dikunjungi oleh generasi muda.
“Sehingga kesadaran akan pentingnya melestarikan sejarah dan budaya lokal semakin meningkat,” tutupnya.
Turut hadir dalam kegiatan ini, Kadis Kebudayaan Kepri Juramadi Esram, Kadis Pariwisata Kepri Guntur Sakti, Kasatpol PP Kepri Hendri Kurniadi, dan Sekretaris Dinas Pariwisata Tanjung Pinang Mulia Wiwin. ***